208.
Ada satu hal yang tidak luput kita syukuri sebagai manusia yaitu hidupnya yang selalu berkelompok. Manusia bukan makhluk individual, manusia adalah makhluk sosial yang mana akan selalu bertemu dengan orang baru dan sampai kapanpun tidak akan bisa hidup sendirian.
Untuk Kinan sendiri, selama hidup empat tahun—dua tahun di Finlandia dan dua tahun di Paris— membuatnya mengerti mengapa Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk sosial. Salah satunya karena alasan di atas.
Dua tahun kenal dengan Loey Anderson, cowok yang ternyata lima tahun lebih tua darinya itu mampu membuat hari-harinya menjadi bewarna. Ya, meskipun tidak bewarna-warni sepenuhnya, karena ia belum bisa melupakan masa lalunya. Tapi Kinan cukup senang bisa mengenal pria jakung yang multitalent itu. Menjadi kliennya selama satu tahun pada awalnya tidak menyangka kalau Loey akan terus menjaga kedekatan mereka. Bahkan dua kali, Loey pernah menyatakan perasaan padanya yang tidak pernah ditanggapi dengan serius olehnya.
“Kenyang juga.” Loey terkekeh pelan. Lelaki itu beranjak dan membawa piring-piring kotor ke wastafel.
Suara Loey membuat lamunan Kinan terpecah-belah.
“Biar aku aja. Kamu duduk istirahat sana, baru pulang dari tour kan?”
Loey mendesah dan menangguk pelan. Badannya memang sangat lelah apalagi tadi malam dia baru sampai Paris karena band-nya sedang tour ke luar kota.
Dua puluh menit mengenyakkan tubuhnya di atas sofa panjang, Loey duduk saat Kinan baru selesai bersih-bersih dan duduk di atas karpet bulu dengan buah segar yang sudah terlepas dari kulitnya.
“Aku baru tau kalau kamu kenal sama dia.”
Kinan menoleh, matanya lalu mengikuti arah ke mana jari telunjuk Loey. Sebuah foto yang dipajang, foto Kairo berdiri memeluk pinggang Krystal dan di samping Krystal ada dirinya. Foto itu diambil saat mereka tidak sengaja bertemu di Paris dua tahun yang lalu. Ternyata sepupunya itu telah mempersunting Krystal dan mereka ke Paris untuk honeymoon tour.
“Kairo Abdirasaka, right?” suara Loey kembali menyentuh gendang telinganya.
“Kamu kenal?”
“Bukan kenal lagi. Kita sahabat dekat sebelum aku mutusin buat ke Paris. Kamu siapanya dia?”
Mata Kinan membulat mengetahui kalau Loey adalah sahabat Kairo. “He’s my cousin.”
Bersamaan dengan itu, ganti mata Loey yang membola. Pria itu mengerjap lucu. “Dunia sempit banget ternyata.”
Kinan mengangguk setuju. “Jadi sekarang masih bersahabat atau nggak?”
Loey menoleh. “Ya masih lah!” sebelum melanjutkan, ia mengunyah buah apel. “Tapi sekarang udah jarang kontakan sih, tau sendiri gimana sibuknya aku sama dia, kan?”
Kinan hanya mengangguk menanggapi.
“Asal kamu tau ya, Kin. Sebelum the pcy’s segede sekarang, aku pernah jadi pengamen di sini. Dan cuma Kai yang bantu aku buat gedein band ini. Dia nyutikkin dana ke the pcy’s. Kata dia, the pcy’s ini bisa jadi band besar. So… yeah, omongan dia jadi kenyataan dan aku mau berterima kasih lagi ke dia.” jelas Loey dengan penuh semangat yang menggebu.
Netra Kinan mengerjap, “Serius?”
Lelaki mengangguk mantap. “Iya. Kan keluarga aku nggak ada yang setuju kalau aku jadi musisi, soalnya semua keluargaku jadi dokter. Jadi ya aku kabur dari rumah, terus karena dulu aku suka buat konten dan adsense-nya itu aku pake buat ke sini. Eh tau-tau di sini malah jadi gembel.”
Kinan tertawa. Sejenak semua permasalahan di hidupnya seakan terlupakan jika bersama dengan Loey. Cowok itu lucu dan friendly. Masalah memaksa dan annoying tapi tetap nomor satu.
“Terus, kamu sendiri masih sering komunikasi sama Kai?”
Gelengan kecil sebagai pertanda kalau Kinan tidak lagi berkomunikasi pada Kai. Bahkan pada semua orang di masa lalunya.
“Because about your past?” tanya Loey yang berhasil membuat Kinan bungkam.
Loey mengusap pelan rambut Kinan dan tersenyum. “It’s okay, I am here.” bisik Loey pelan.
Kinan menyembunyikan desiran di dadanya. Menahan sesak setiap kali mendapat perlakuan hangat dari Loey. Dulu, rasanya sangat nyaman saat diperlakukan seperti ini oleh Jenar. Bagaimana kabar Jenar? Kinan tidak tahu lagi karena semua sosial medianya ia nonaktifkan. Namun ada kalanya kalau ingin sekali tahu kabar Jenar, perempuan itu kadang stalking akun twitter baru milik Jenar yang juga jarang ada updatean.
Fakta yang ia tahu juga kalau Jenar memang baik-baik aja tanpa dirinya, dan sekarang ia sudah memiliki seorang anak laki-laki yang sama tampannya seperti dirinya.
Keheningan itu sebagai artian kalau Kinan merasa tidak baik-baik saja ketika mengingat masa lalunya. Loey tahu akan hal itu. Tahu bagaimana masa lalu perempuan bermata teduh itu. Menjadi tempat sandaran Kinan selama dua tahun membuat Loey paham, kalau Kinan masih belum bisa melupakan masa lalunya. Perempuan itu masih terikat dengan masa lalu dan itu seolah-olah menampar Loey agar kembali sadar kalau sampai kapanpun, Kinan tidak akan bisa ia miliki sepunuhnya, walaupun nanti kalau dia sudah berhasil mendapatkan cinta dari Kinan.