Prolog
Selama dua puluh tiga tahun dirinya hidup, Kanaya Btari tidak pernah sedikit pun untuk menyesali perbuatan-perbuatan yang pernah ia lakukan sebelumnya. Termasuk membantu orang hingga ditawari sebuah tawaran dan berakhir ia menerimanya—yang sudah delapan belas kali ia terima dari orang yang sama—yaitu untuk menikah dengan seorang pria kaya raya cucu tunggal dari keluarga Athalaric, Sabian Jefferson Athalaric. Masalahnya, Sabian sudah memiliki istri—istrinya itu tengah koma selama 3 tahun lamanya—dan Kanaya akan menjadi istri kedua dari lelaki tampan bak dewa Yunani yang selalu diagung-agungkan oleh kebanyakkan orang itu, sebab, Sabian pun belum bercerai dengan istrinya.
Hingga Kanaya sadar, pernikahan ini adalah hal semu yang menganggu. Dalam tatap hangatnya Sabian dan sentuhan lembut kulitnya, Kanaya tahu bahwa sampai kapan pun, ia tidak akan bisa menggenggam tangan lelaki dengan senyuman lembut yang membuat kedua pipinya bolong itu. Terlalu sulit untuk menggenggam tangan lelaki yang telah menggenggam tangan orang lain. Terlalu lelah untuk sekedar berharap bisa bersandar pada pundak kokoh pria yang dari awal memang bukan ditakdirkan untuknya.
Kanaya yang sepolos salju di halaman rumah itu tidak akan pernah bisa menolak, membuatnya harus rela jatuh sendirian—yang sampai kapan pun ia tahu—bahwa lelaki itu, lelaki yang sangat dicintainya itu, tidak akan pernah memberikan uluran tangannya untuk membantunya berdiri.
a story begins, by pirorpeer.