Electrick Shock

Pertemuan kedua keluarga tidak lagi secanggung yang pertama. Apalagi tatapan garang Rere kepada Jeffran sangat kentara kalau Rere mengibarkan bendera perang kepadanya.

Denis berdehem pelan, setelah semuanya selesai makan malam, mereka mengobrol asik terkecuali dua insan yang sekarang hanya duduk berhadapan itu.

“Jeffran, katanya beli apartemen ya?” tanya Maya seolah menyindir anaknya. Lantas, Rere langsung menengang.

“Iya tante.” jawab Jeffran seadanya.

Jeffran melirik Rere dengan wajah yang kikuk, lalu kembali melanjutkan memotong pudding vanila sebagai menu desert.

“Jeff, kamu tahu kan kenapa kita ngumpul dengan keluarga om Seno?” tanya Denis kepada anaknya.

Jeffran hanya menangguk. Sedangkan Rere semakin berfikiran yang tidak-tidak.

“Papa mau kamu menikah dengan Rere.”

Wtf. Rere langsung berdiri dari tempat duduknya dan sedikit berteriak. “Mi, pi, serius aku gak ada tidur sama om Jeffran. Please, kenapa harus nikah?”

Semua yang ada di meja makan itu menatap Rere heran, lalu tertawa bersama. Menertawai Rere dengan wajah paniknya.

“Gak sayang, duduk dulu.” ucap Nindi gemas. Rere menangguk dan kemudian duduk.

“Re, kamu menikah ya dengan Jeffran? Om takut kalau om meninggal belum bisa melihat anak om menikah.” kata Denis serius. “Om mohon ya Re, kamu mau kan menikah sama Jeffran? Om cuma gak mau Jeffran salah memilih istri, maka dari itu om memilih kamu.” jelas Denis lagi.

“Kenapa harus aku?” tanya Rere dengan suara yang bergetar. Jeffran sedikit terkejut, kemana Rere yang menyebalkan itu?

Denis tersenyum, mengisyaratkan agar Seno mau membujuk anaknya.

“Sayang, papa sama om Denis itu sudah sahabatan lama. Dan papa banyak berhutang sama keluarga om Denis.”

“Jadi aku dijual?” sarkas Rere. Cewek itu berdiri dari tempat duduknya dengan mata yang berkaca-kaca. “Maaf, aku mau pulang.” setelah mengatakan itu, Rere melangkahkan kakinya pergi.